Kamis, 01 Januari 2009

RASUL PUN BERHEMAT ENERGI

RASULULLAH PUN BERHEMAT ENERGI

Oleh: Azza Nur Laila

Sesuai dengan firman Allah dalam surat al- An’âm 141 yang berbunyi:

وهوالذي انشأ جنات معروشات وغير معروشات والنخل والزرع مختلفا اكله والزيتون والرمان متشابها وغير متشابه كلوا من ثمره اذا اثمرواتوا حقه يوم حصاده ولاتسرفوا انه لا يحب المسرفين .

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Agama Islam, sebagaimana yang termaktub dalam al-Quran, mengajarkan kepada manusia untuk tidak berlebihan atau boros dalam menjalankan kehidupan. Allah menyediakan berbagai fasilitas sumber daya alam (SDA) yang ada di seluruh permukaan bumi ini, baik berupa bahan mentah, bahan setengah jadi, atau bahan siap pakai, tidak lain adalah untuk dimanfaatkan oleh makhluk-Nya (manusia) dengan syarat masih dalam batas kewajaran. Allah Swt berfirman:

هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا

Dia-lah Allah, yang menjadikan untuk kamu segala yang ada di bumi (QS. al-Baqarah: 29)

Tapi kenyataan yang kita lihat sekarang adalah makin menipisnya persediaan energi yang disertai dengan ketidakseimbangan pemeliharaan ekologi yang ada. Sedangkan kebutuhan energi di seluruh penjuru dunia makin meningkat. Bahkan menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 2030 nanti permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Sebagian besar atau sekitar 80% kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil.

Pemakaian minyak, batu bara, gas, biomassa, nuklir dan hydro sebagai pemasok energi terbesar di dunia telah menyebabkan bumi dieksplorasi habis-habisan. Penggunaan yang berlebihan membayangi beragam masalah yang terkait dengan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi.

Pada sisi lain, jika pemakaian bahan bakar fosil meningkat, maka dapat memicu perubahan iklim. Untuk itulah IEA menganjurkan pemakaian energi bersih dan efisien guna menekan emisi gas karbon.

Oleh karenanya, program yang dicanangkan pemerintah terkait hemat energi sangat tepat. Rasulullah Saw pun sudah lebih dulu memberi sinyalmen sebagai peringatan dini untuk berhemat mengelola berbagai sumber daya yang ada:

عن ابن عمر، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الإقتصاد في النفقه نصف العيش

Dari Ibnu ‘Umar Ra, Rasulullah Saw bersabda: berlaku hemat (ekonomis) itu adalah separuh dari kehidupan. (HR. al-Syihab)

Kesadaran masyarakat untuk berhemat dalam pemakaian energi tentu memiliki arti penting dalam usaha membantu pengadaan listrik, air, BBM di Indonesia. Langkah-langkah penyadaran, yang telah dilakukan melalui kampanye di sekolah-sekolah, hotel, perkantoran, rumah makan, rumah tangga, dan para perancang bangunan, seharusnya menjadi konsen kita bersama. Namun, masyarakat juga tidak bisa dibiarkan membangun kesadarannya sendiri. Harus ada motivator dan dinamisator yang mendorong masyarakat untuk meninggalkan perilaku boros energi listrik, air, BBM. Contoh yang paling sederhana adalah memadamkan lampu pada saat matahari mulai bersinar, memadamkan air condition (AC) bila tidak sedang di dalam ruangan, memadamkan lampu jalan di siang hari dan seterusnya. Dalam hal seperti ini pun Rasul Saw memberikan tuntunan yang sama. Dalam Riwayat al-Imam al-Bukhari disebutkan:

عن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أطفئوا المصابيح بالليل إذا رقدتم وأغلقوا الأبواب وأوكوا الأسقية وخمروا الطعام والشراب - ولو بعود يعرضه

Dari Jabir Ra, rasulullah bersabda: matikanlah lampu- lampu saat kalian tidur di malam hari, tutuplah pintu, rapatkanlah tempat air, tutupilah makanan dan minuman. Meskipun hanya dengan membentangkan sebatang kayu saja. (HR. Imam Bukhari )

Pesan yang dibawa hadis tersebut harus dipahami sebagai pesan yang sangat umum, berlaku di segala aspek kehidupan. Hadis ini mengindikasikan bahwa saat itu ada sahabat Nabi yang sering lalai dalam hal-hal tersebut di atas yang juga merupakan pemborosan. Karenanya, hadis di atas dengan jelas dan tegas melegalkan gerakan hemat energi, hemat biaya, siskamling, dan hidup sehat.

Bukankah suatu ketika, seperti diramalkan, energi yang berasal dari fosil secara alamiah akan habis keberadaannya. Sehingga, kita harus segera mungkin mencari alternatif energi baru untuk mengganti energi yang berasal dari fosil. Sebab itu, kesadaran masyarakat terhadap ketersediaan energi dalam bentuk listrik, bahan bakar minyak, dan gas sungguh sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Menteri-menteri kiranya memiliki kewajiban untuk berperan aktif dalam menggalang penghematan energi ini.

Disamping itu, para pejabat negara dan pemerintah, kiranya harus memberikan teladan untuk menunjukkan kepada masyarakat, pentingnya hemat energi/listrik. Sense of crisis harus dimiliki semua pihak. Hal ini penting dilakukan, mengingat krisis energi akan berdampak sangat besar pada perekonomian dan kehidupan sosial di Indonesia. Nah, sebelum adanya political will dari pemerintah, marilah bersama-sama, setidaknya, kita memulai pada diri sendiri, orang-orang terdekat, lingkungan masyarakat, untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya hemat energi/listrik di Indonesia. Mari kita dukung gerakan hemat energi. Kita perlu ingat bahwa hemat bukan berarti pelit, akan tetapi memanfaatkan sesuatu sesuai keperluan.

Azza Nur Laila

Mahasiswi semester III Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Jakarta dan Mahasantri Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

Asal Pontianak, Kalimantan Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar